Wednesday, July 3, 2013

ayat tentang lingkungan pendidikan Q.S. an-Nisa : 75


LINGKUNGAN PENDIDIKAN
( Q.S. AL-NISA AYAT 75 )
Di susun guna memenuhi tugas mata kuliah
”TAFSIR”
Oleh kelompok 7:
Abdul Rifan. Potabuga
11.2.3.048

Tarbiyah/PAI 2 Semester IV

Dosen Pembimbing:
Bpk. M. Imran., Lc
 


STAIN MANADO
2012-2013



SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) MANADO
2013

BAB I
PENDAHULUAN


A.    Latar Belakang

Imam Syafi'i mengatakan, jihad adalah "memerangi kaum kafir untuk menegakkan Islam". Juga, sebagaimana dikemukakan oleh Ibnu Atsir, jihad berarti "memerangi orang Kafir dengan bersungguh-sungguh, menghabiskan daya dan tenaga dalam menghadapi mereka, baik dengan perkataan maupun perbuatan.

Ayat-ayat  al-Quran seringkali menganjurkan orang-orang mukmin agar menjadikan iman kepada Hari Kiamat sebagai pegangan dan ayat-ayat al-Quran juga acapkali membuat perbandingan antara kehidupan dunia dan akhirat. Di samping itu, al-Quran juga mengajak mukminin agar berjihad di jalan Allah. Ayat ini menggugah emosi manusia dan menghendaki dari mereka agar bangkit berjuang dan berupaya menyelamatkan mereka yang dianiaya orang-orang zalim, mempertahankan diri, kehormatan, dan harta dari tindakan sewenang-wenang musuh, membantu orang-orang yang lemah, serta mewujudkan keadilan dan kebenaran,

Banyak sekali ayat-ayat al-Quran yang berbicara tentang jihad, oleh karena itu, penulis akan mencoba untuk membahas tentang penafsiran Q.S. An-Nisa : ayat 75 tentang “LINGKUNGAN PENDIDIKAN”.





B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana redaksi ayat al-Qur’an surah al-Nisa ayat 75?
2. Apa makna kosa kata dari surah al-Nisa ayat 75?
3. Apa munasabah ayat dari surah al-Nisa ayat 75?
4. Bagaimana kandungan ayat surah al-Nisa ayat 75?
5. Bagaimana jika di hubungkan dengan aspek pendidikan?















BAB II
PEMBAHASAN
1.      Redaksi Qur’an Surah al-Nisa ayat 75
ÉOó¡Î0 «!$# Ç`»uH÷q§9$# ÉOŠÏm§9$#
$tBur ö/ä3s9 Ÿw tbqè=ÏG»s)è? Îû È@Î6y «!$# tûüÏÿyèôÒtFó¡ßJø9$#ur šÆÏB ÉA%y`Ìh9$# Ïä!$|¡ÏiY9$#ur Èbºt$ø!Èqø9$#ur tûïÏ%©!$# tbqä9qà)tƒ !$oY­/u $oYô_̍÷zr& ô`ÏB ÍnÉ»yd Ïptƒös)ø9$# ÉOÏ9$©à9$# $ygè=÷dr& @yèô_$#ur $uZ©9 `ÏB šRà$©! $|Ï9ur @yèô_$#ur $oY©9 `ÏB šRà$©! #·ŽÅÁtR ÇÐÎÈ  
Artinya :  Mengapa kamu tidak mau berperang di jalan Allah dan (membela) orang-orang yang lemah baik laki-laki, wanita-wanita maupun anak-anak yang semuanya berdoa: "Ya Tuhan Kami, keluarkanlah Kami dari negeri ini (Mekah) yang zalim penduduknya dan berilah Kami pelindung dari sisi Engkau, dan berilah Kami penolong dari sisi Engkau!".[1]

2.      Makna Kosa Kata Q.S An-Nisa : 75
قَا تَلَ=   Membunuh
قَا لBerkata =
خرج [2]Keluar =
3.      Munasabah Q.S An-Nisa ayat 75
$tBur ö/ä3s9 Ÿw tbqè=ÏG»s)è? Îû È@Î6y «!$# tûüÏÿyèôÒtFó¡ßJø9$#ur šÆÏB ÉA%y`Ìh9$# Ïä!$|¡ÏiY9$#ur Èbºt$ø!Èqø9$#ur tûïÏ%©!$# tbqä9qà)tƒ !$oY­/u $oYô_̍÷zr& ô`ÏB ÍnÉ»yd Ïptƒös)ø9$# ÉOÏ9$©à9$# $ygè=÷dr& @yèô_$#ur $uZ©9 `ÏB šRà$©! $|Ï9ur @yèô_$#ur $oY©9 `ÏB šRà$©! #·ŽÅÁtR ÇÐÎÈ  
75. Mengapa kamu tidak mau berperang di jalan Allah dan (membela) orang-orang yang lemah baik laki-laki, wanita-wanita maupun anak-anak yang semuanya berdoa: "Ya Tuhan Kami, keluarkanlah Kami dari negeri ini (Mekah) yang zalim penduduknya dan berilah Kami pelindung dari sisi Engkau, dan berilah Kami penolong dari sisi Engkau!".
Dengan Q.S al-Nisa ayat 76
tûïÏ%©!$# (#qãYtB#uä tbqè=ÏG»s)ムÎû È@Î6y «!$# ( tûïÏ%©!$#ur (#rãxÿx. tbqè=ÏG»s)ムÎû È@Î6y ÏNqäó»©Ü9$# (#þqè=ÏG»s)sù uä!$uÏ9÷rr& Ç`»sÜø¤±9$# ( ¨bÎ) yøŠx. Ç`»sÜø¤±9$# tb%x. $¸ÿŠÏè|Ê ÇÐÏÈ    
76. Orang-orang yang beriman berperang di jalan Allah, dan orang-orang yang kafir berperang di jalan thaghut, sebab itu perangilah kawan-kawan syaitan itu, karena Sesungguhnya tipu daya syaitan itu adalah lemah
Ø  Tafsir Al-Maraghy  Q.S An-Nisa ayat 76 yaitu :
tûïÏ%©!$# (#qãYtB#uä tbqè=ÏG»s)ムÎû È@Î6y «!$# ( tûïÏ%©!$#ur (#rãxÿx. tbqè=ÏG»s)ムÎû È@Î6y ÏNqäó»©Ü9$#
 Orang-orang yang beriman berperang di jalan Allah, dan orang-orang yang kafir berperang di jalan thaghut.
Orang-orang mukmin berperang tidak lain demi meninggikan kalimat yang haq, sedangkan orang-orang kafir berperang tidak lain hanya karena mengikuti bisikan setan dan penghias kekufuran. Sekiranya kaum Mu’minin meninggalkan peperangan, niscaya kezhaliman dan kerusakan akan merajalela.
Kemudian, sekali lagi Allah mengajurkan berperang dan menerangkan kelemahan musuh kaum Mu’minin. Allah berfirman :
(#þqè=ÏG»s)sù uä!$uÏ9÷rr& Ç`»sÜø¤±9$# ( ¨bÎ) yøŠx. Ç`»sÜø¤±9$# tb%x. $¸ÿŠÏè|Ê ÇÐÏÈ  
sebab itu perangilah kawan-kawan syaitan itu, karena Sesungguhnya tipu daya syaitan itu adalah lemah.
Wahai kaum Mu’minin, para penolong Ar-Rahman, perangilah para penolong setan yang di bisikan dan ditipu olehnya, bahwa di dalam kezhaliman dan perusakan tanaman serta keturunan itu terdapat kemuliaan mereka.
Sunnah Allah telah berlaku, bahwa yang haq itu tinggi, dan kebatilan itu rendah, dan bahwa yang tetap itu adalah yang paling baik. Orang-orang yang berperang di jalan Allah mencari apa yang di tuntut oleh sunnah alam, sedangkan orang-orang yang berperang di jalan setan hanya mengiginkan membalas dendam, mencari kekuasaan di muka bumi menurut cara yang tidak haq dan memperbudak manusia untuk tujuan dan nafsu mereka. Sunnah-sunnah alam menolak hal yang demikian itu. Maka, hal itu tidak akan mempunyai kekuatan dan kekalahan, kecuali jika para pembela yang haq telah lalai akan haq mereka. Tetapi, jika mereka telah sadar dari kelalaiannya, maka yang  haq itu pasti mengalahkan yang bathil, dan melenyapkan dalam keadaan terusir.
Orang-orang yang berperang demi menegakkan yang haq mencurahkan perhatiannya kepada penyempurnaan persiapan, sehingga dengan demikian mereka akan mempunyai ketabahan dan kesabaran. Di sinilah letek kekuatan, bukan pada banyaknya jumlah bala tentara dan peralatan perang.
Hal ini terdapat di dalam peperangan dalam membela agama yang telah lama di  tinggalkan oleh kaum muslimin. Sekiranya sekarang terdapat di muka bumi ini sebuah pemerintahan Islam yang  menegakkan Al-Qur’an dan membela Islam beserta para pemeluknya dengan menjalankan kewajiban mempersiapkan peralatan perang, niscaya para pemuja peradaban akan menjadikannya sebagai contoh teladan dan pemimpin di dalam pekerjaan-pekerjaan mereka.[3]
4.      Kandungan Q.S. An-Nisa ayat 75
Ø  Tafsir Al-Qur’an Surah An-Nisa  :
Ayai ini adalah dorongan dari Allah bagi hamba-hambaNya yang beriman dan pengobaran semangat bagi mereka untuk berperang dijalanNYa, dan bahwasannya hal itu telah wajib atas mereka dan menetapkan celaan yang besar terhadap mereka bila meninggalkannya, Allah berfirman,                                            
$tBur ö/ä3s9 Ÿw tbqè=ÏG»s)è? Îû È@Î6y «!$#š©  
mengapa kamu tidak mau berperang di jalan Allah”
             Kondisinya adalah bahwa orang-orang yang tertindas , baik laki-laki, wanita atau anak-anak yang tidak mampu berdaya upaya dan tidak mampu mencari jalan (untuk hijrah), bersamaan dengan itu sesungguhnya mereka telah menerima kezaliman yang sangat keras dari musuh-musuh mereka, lalu mereka berdoa kepada Allah agar berkenan mengeluarkan mereka dari kampong tersebut dimana penduduknya berlaku zalim terhadap mereka dengan kekufuran dan kesyirikan, dan terhadap kaum mukminin dengan gangguan dan penghalangan dari jalan Allah, dan menahan mereka dari dakwah kepada agama mereka dan dari berhijrah, mereka juga berdoa kepada Allah, agar berkenan menjadikan seorang pemimpin dan penolong untuk mereka yang mampu menyelamatkan mereka dari kampung yang masyarakatnya berlaku zalim tersebut, maka jihad yang kalian tegakan dalam bentuk yang seperti itu adalah perjuangan dan membelah kehormatan kalian, anak2 kalian dan mahram-mahram kalian, karena berjihad yang merupakan perlawanan terhadap kaum kafir, sesungguhnya walaupun mengandung keutamaan yang besar dan orang yang tidak ikut berjihad akan di hadapkan dengan celaan yang besar, maka berjihad dengan menyelamatkan orang-orang yang tertindas di antara kalian adalah lebih besar ganjarannya dan lebih baik faedahnya, dan itu termasuk dalam bentuk tindakan menolak musuh.[4]
Ø    Tafsir Al-Qur’anul Majid An-Nuur
Wa maa lakum laa tuqaatiluuna fii sabiilillaah = Mengapa kamu tidak berperang di jalan Allah.
Mengapa kamu tidak berjuang di jalan Allah untuk menegakkan tauhid, kebajikan, keadilan, dan kerahmatan. Ayat ini mengandung perintah untuk berperang membela orang-orang yang lemah, yang tertindas, terutama perempuan dan anak-anak.
Wal mustadh’afiina minar rijaali wan nisaa-iwal wildaani = dan untuk membela orang-orang yang tertindas, lelaki, perempuan dan anak-anak.
Mengapa kamu tidak ikut berperang untuk membela saudara-saudaramu yang lemah, yang terhina oleh penduduk musyrikin Mekkah yang kejam untuk menghalangi mereka berhijrah ke Madinah ? Dalam masa damai seperti di Indonesia sekarang ini,  perintah berperang bisa diartikan secara maknawi, yakni memerangi penyakit-penyakit sosial (kemasyarakatan) untuk membantu rakyat yang masih tertinggal, terpinggirkan, tertekan, hak-haknya dirampas, dan sebagainya.
Alla-dziina yaquuluuna rabbanaa akhiirina min haadzihil qaryatizh zhaalimi ahluhaa waj’al lanaa mil ladunka waliyyaw waj’al lanaa mil ladunka na-shiira = yang semuanya berkata: “wahai Tuhan kami, keluarkan kami dari negeri (kampung) ini, yang penduduknya dzalim, dan berilah kami pelindung  dan penolong dari sisi-Mu.
Mereka yang lemah karena sangat menderita, memohon kepada Allah: “Wahai Tuhan kami, keluarkan kami dari kota Mekkah, yang penduduknya dzalim, dan jadikanlah dari sisi-Mu orang-orang yang mau memberikan pertolongan dan perlindungan atas kepentingan-kepentingan kami.”
Dalam ayat ini Allah menunjuk jalan untuk menyucikan jiwa dari dosa akibat tidak mau pergi bertempur (berjuang). Ayat ini juga menyuruh kita berjuang untuk memperoleh apa yang ada di sisi Allah dan mengutamakannya atas nikmat dunia.[5]
Ø    Tafsir jalalain
Wa maa lakum laa tuqaatiluuna (mengapa kamu tak hendak berperang) Pertaanyaan yang berarti celaan, maksudnya tak ada halangan bagi kamu tidak berperang.
 fii sabiilillaahi ( di jalan allah) untuk membebaskan.
Wal mustadh’afiina minar rijaali wan nisaa-iwal wildaani ( golongan yang lemah baik laki-laki, wanita maupun anak-anak) yakni yang di tahan oleh orang-orang kafir buat berhijrah dan yang di aniayah mereka. Berkata ibnu Abbas r.a: ‘’ saya bersama ibu saya termmasuk dalam golongan ini “
Alla-dziina yaquuluuna ( yang mengatakan) atau berdoa: “
rabbanaa akhiirina min haadzihil qaryatizh (wahai tuhan kami, keluarkanlah kami dari negeri ini) mekkah.
zhaalimi ahluhaa ( yang penduduknya di aniaya) disebabkan kekafiran.
waj’al lanaa mil ladunka waliyyaw (dan berilah kami dari sisi-mu seorang pelindung) yang akan mengatur urusan kami.
 waj’al lanaa mil ladunka na-shiiran( dan berilah Kami dari sisi-mu seorang pembelah) yang mempertahankan kami terhadap mereka. Allah telah mengabulkan permohonan mereka ini, maka di mudahkan-nya sebagian mereka untuk itu keluar, sedangkan sisa-nya tinggal di mekkah sampi kota itu berhasil dibebaskan, lalu nabi SAW. Mengangkat itab bin said sebagai penguasa mekkah, maka dibela-nya orang-orang teraniayah dari penganiaya-penganiayanya.[6]
Ø    Naskah ali Al-Qur’an dan Tafsirnya Q.S An-Nisa ayat 75 yaitu
$tBur ö/ä3s9 Ÿw tbqè=ÏG»s)è? Îû È@Î6y «!$# tûüÏÿyèôÒtFó¡ßJø9$#ur šÆÏB ÉA%y`Ìh9$# Ïä!$|¡ÏiY9$#ur Èbºt$ø!Èqø9$#ur tûïÏ%©!$# tbqä9qà)tƒ !$oY­/u $oYô_̍÷zr& ô`ÏB ÍnÉ»yd Ïptƒös)ø9$# ÉOÏ9$©à9$# $ygè=÷dr& @yèô_$#ur $uZ©9 `ÏB šRà$©! $|Ï9ur @yèô_$#ur $oY©9 `ÏB šRà$©! #·ŽÅÁtR ÇÐÎÈ  
Pada ayat ini terdapat dorongan yang kuat agar kaum muslimin berperan dijalan Allah untuk membela saudara-saudara mereka yang tertindas dan yang berada dalam cengkrangan musuh, karna mereka itu orang-orang yang lemah dan tidak berdaya baik laki-laki,wanita maupun anak-anak.keamanan mereka terancam,mereka tidak mampu membebaskan diri dari cengkraman musu,mereka di tindas dan dianiaya oleh penguasa-penguasa yang zholim,mereka tidak berbuat apa-apa selain berdoa memohon pertolongan dan perlindungan dari sisi Allah SWT.
Allah mendorong untuk berperang dengan cara yang lebih mendalam,mengetok pintu hati nurani setiap orang masi memiliki prasaan dan keinginan yang baik,dengan menyebutkan keuntungan tujuan murni dari peprangan menurut islam.tujuan perang dalam islam ialah meninggikan kalimah Allah,membelah saudara-saudara seagama,membela hak-hak asasi manusia dan menegakkan norma-norma akhlak yang tinggi bukan untuk memperbudak atau menjaja atau untuk menguasai suatu bangsa atau negara atau hak-hak orang lain.
Berdasarkan tujuan berperang tersebut diatas,adalah menjadi kewajiban bagi muslimin membebaskan orang-orang islam yang ditawan oleh musuh dengan berperang atau menebusnya dengan harta.
Demikian para ulama islam mengambil hukum dari ayat ini.bahkan menurut abi Abdillah Al-Qurtubi, tidak ada perbedaan paham dalam hukum ini dan mereka telah sepakat semuanya harta untuk penebusannya diambilkan dari baitul mal dan kalau tidak ada,wajib ditanggung oleh seluruh umat islam.
Diantara tujuan berperang dalam islam,ialah membebaskan orang-orang lemah, baik laki-laki maupun perempuan maupun anak-anak dari tindasan dan aniaya orang-orang kafir yang zhalim.[7]
Ø    Tafsir AL-Azhar
Beberapa banyaknya manusia yang tidak berani membuka mulut yang benar tidak berani mengerjakan ibadah dengan terang-terang karena yang berkuasa ialah orang yang zalim? Dipenuhi oleh selalu rasa takut dan cemas.”yang telah berkata mereka:”ya Tuhan kami.keluarkanlah kiranya kami dari negri ini,yang penduduknya begini zalim,dan jadikanlah untuk kami,dari sisi Engkau seorng pembelah .”(ujung ayat 75)
Inilah keluhan teman-temanmu seagama,sefaham dan setujuan yang tengah menderita dinegri makkah.ketika kamu berhijrah ke Madinah,mereka tidak sanggup turut , karena lemahnya keadaan mereka.ada laki-laki,ada perempuan dan ada anak-anak . maka selain daripada mengharapkan surga,bangkitkanlah perasaan belas kasihan kepada kawan-kawanmu itu,bebeskanlah mereka dari penindasan dengan menempuh peperangan-peperangan ini . jadikanlah dirimu menjadi “Hizbullah”alat-alat tentara tuhan.buat melaksanakan kehendak tuhan untuk membebaskan mereka dan menggabulkan doa dan munajat mereka yang tengah menderita itu.mereka memohon kepada tuhan agar dikirim pemimpin atau seorang pembela.
Pemimpin mereka kedalam alam kemerdekaan rohani,pembela mereka daripada tindasan musuh.dalam hati sanubari mereka selalu terbayang harapan,bilakah masanya Nabi Muhammad,pemimpin dan pembela,bersama tentara dan beriman , untuk membebaskan dari kezaliman itu .
Ayat ini adalah intisari dari tujuan perang islam.baik di zaman pembangunan yang pertama,sebagai permulaan ayat ini turun,ataupun untuk selanjutnya,di dalam (surat 22 )ayat 40 sudah diterangkan garis politik orang islam,yaitu kalau tidak ada pertahanan yang kuat,niscaya akan diruntuhkan orang tempat-tempat beribadat,baik sinagog tempat orang yahudi sembahyang,atau gereja dan biara tempat orang nasrani memuja,apatah lagi masjid tempat orang islam berjamaah.[8]


5.      Aspek pendidikan dalam Q.S al-Nisa ayat 75

1.      Lingkungan keluarga
Ø  Saling membantu di dalam kesusahan
Ø  Mempertahankan nama baik keluarga

2.      Lingkungan sekolah
Ø  Menuntut ilmu

3.      Lingkungan masyarakat
Ø  Tolong – Menolong dalam kebaikan
Ø  Memberi bantuan kepada sesama muslim yang mengalami musibah bencana alam
Ø  Nasehat-menasehati dalam kesabaran dan kebaikan, serta meminta kepada ALLAH, bukannya meminta dari setiap orang dan dengan segala bentuk apapun.


















BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan yang telah tersusun di atas dapat disimpulkan bahwa Q.S An-Nisa ayat 75 merupakan dalil yang menunjukan kewajiban berjihad. Dalam ayat ini Allah menunjuk jalan untuk menyucikan jiwa dari dosa akibat tidak maupergi bertempur (berjuang). Ayat ini juga menyuruh kita berjuang untuk memperoleh apa yang ada di sisi Allah dan mengutamakannya atas nikmat dunia.
tujuan perang dalam islam ialah meninggikan kalimah Allah,membelah saudara-saudara seagama,membela hak-hak asasi manusia dan menegakkan norma-norma akhlak yang tinggi bukan untuk memperbudak atau menjaja atau untuk menguasai suatu bangsa atau negara atau hak-hak orang lain.

B.  Saran

Demikianlah makalah yang dapat kami buat, sebagai manusia yang tidak pernah lepas dari kasalahan, kita menyadari dalam pembuatan makalah ini masih terdapat banyak kesalahan dan kekurangan. Untuk itu kritik dan saran yang bersifat konstruktif sangat kami harapkan demi kesempurnaan makalah ini dan berikutnya. Semoga makalah ini bermanfaat bagi kita semua. Amin






DAFTAR PUSTAKA


al-mahalliy Imam jalalud-din, As-Suyuthi Imam Jalalud-din Tafsir Jalalain Cet. 1 Bandung: Sinar Baru, 1995
Ghani, H. Busatmi, Naska Ali Al-Qur’an dan Tafsirnya, Jilid 2 Semarang: Effhar Offset, 1993
Ash-Shiddieqy, Teungku Muhahammad Hasbi, Tafsir Al-Qur’anul Majid AN-NUUR I Semarang: Rizki Putra, 2000
Al-Maraghy, Ahmad Mushthafa, Tafsir al Maraghy Semarang: Toha Putra, 1986
as-Sa’di, Abdurrahman bin Nashir, Tafsir Al-Qur’an Surah An-Nisa s/d Al-An’am Jakarta: Pustaka Sahifa, 2007
Hamka, Tafsir al-Azhar Jakarta: Pustaka Panjimas, 1983
Munawwir, Ahmad Warson, Kamus al-Munawir Arab-Indonesia Surabaya: Pustaka Progessif, 1997





[1]Syaikh Abdurrahman bin Nashir as-Sa’di Tafsir Al-Qur’an Surah An-Nisa s/d Al-An’am. ( Jakarta: pustaka Sahifa, 2007 ). Hal 127
[2] A.W.Munawir Kamus Al-Munawir Arab-Indonesia (Surabaya:Pustaka Progressiff,1997).
[3]Ahmad Mushthafa Al-Maraghy Tafsir Al-Maraghy (Semarang:Toha Putra,1986).Hal.151-153
[4]Op,Cit. Tafsir Al-Qur’an Surah An-Nisa s/d Al-An’am. Hal.127-128




[5]Teungku Muhammad Hasbi ash-Shiddieqy  Tafsir Al-Qur’anul Majid AN-NUUR 1 (Semarang:Pustaka Rizki Putra, 2000). Hal 897-899
[6]Imam jalalud-din al-mahalliy, Imam Jalalud-din As-Suyuthi, Tafsir Jalalain (Bandung: Sinar Baru, 1995). Cet. 1 Hal. 75-76
[7]H.Bustmi A.Gani dkk, Naska ali Al-Qur’an dan Tafsirnya (Semarang: Effhar offset,1993). Jilid 2 Hal.228-230
[8]Hamka Tafsir AL-Azhar., (Jakarta: pustakas panjimas 1983). Hal.161-162